Sabtu, 25 Juni 2011

Sepuluh Poin Kebahagiaan...


Seorang psikolog berkebangsaan Amerika (Dr. Dick) mengatakan, Kehidupan yang bahagia adalah seni keindahan yang memiliki sepuluh kiat:
  1. Melakukan pekerjaan yang disukai ( Maksudnya lakukan dech apa yg jadi hobbimu)
  2. Menjaga kesehatan adalah kunci kebahagiaan itu sendiri
  3. Harus memiliki tujuan dalam hidup, karena itu yang akan membuatnya bersemangat.
  4. Menerima kehidupan apa adanya dan merasakan manis getirnya hidup
  5. Menghadapi kehidupan hari ini, tidak menyesali yang telah lalu, dan tidak bersikap gelisah akan hari esok yang belum datang.
  6. Hendaknya selalu berpikir dalam kerja dan mengambil keputusan. Tidak menyalahkan orang lain ketika keputusannya salah.
  7. Hendaknya melihat orang yang lebih rendah darinya dalam keberuntungan
  8. Selalu tersenyum dengan wajah berseri dan selalu berteman dengan mereka yang optimis
  9. Hendaknya ia membantu orang lain bahagia agar ia mendapatkan curahan kebahagiaan
  10. Mengambil kesempatan-kesempatan berharga dan menjadikannya sebagai terminal kebahagiaan

Selasa, 14 Juni 2011

Nyam,,nyam,,Nyammiiii......



Bahan Lapisan Cokelat :
§  1 bungkus agar – agar bubuk
§  150 gr gula pasir
§  30 gr cokelat bubuk
§  1/8 sdt garam
§  2 kuning telur
§  800 ml susu cair
Bahan Lapisan Busa :
§  1 bungkus agar – agar bubuk
§  75 gr gula pasir
§  300 ml susu cair
§  3 putih telur
§  1/8 sdt garam
§  25 gr gula pasir
§  50 gr biskuit cokelat (buang krimnya) dihancurkan kasar – kasar
Cara Membuat :
1.     Lapisan cokelat : rebus agar – agar, susu, cokelat bubuk, gula dan garam sambil diaduk sampai mendidih.
2.     Ambil sedikit adonan. Tuang ke dalam kuning telur. Aduk rata.
3.     Tuang lagi campuran kuning telur ini ke dalam rebusan puding. Rebus lagi sambil diaduk sampai mendidih.
4.     Tuang setengah bagian puding ke dalam loyang loaf 24x20x7 cm. Miringkan posisi loyang. Biarkan puding hingga berkulit permukaannya.
5.     Lapisan busa : rebus susu, agar – agar bubuk dan gula sambil diaduk sampai mendidih. Sisihkan.
6.     Kocok putih telur dan garam sampai setengah mengembang. Tambahkan gula pasir sedikit – sedikit sambil dikocok sampai mengembang.
7.     Tuang rebusan puding ke dalam kocokan putih telur. Kocok rata. Masukkan biskuit. Aduk rata.
8.     Miringkan loyang yang berisi puding cokelat ke arah yang berlawanan. Tuang puding busa. Biarkan setengah beku.
9.     Panaskan kembali sisa adonan cokelat. Tuang ke dalam loyang. Bekukan.
Tips :
§  Supaya adonan busa melekat dengan lapisan cokelat, jangan tunggu adonan cokelat beku. Begitu permukaan lapisan cokelat berkulit, langsung tuangkan adonan busa.

Resep membuat cornflakes cheese


Bahan:
- 400 gr margarin
- 100 gr gula pasir
- 100 gr keju parut
- 1/4 sdt garam
- 360 gr tepung terigu protein rendah
- 100 gr cornflake, cincang/remas-remas
Cara membuat:
- Kocok margarin, gula, dan garam sampai lembut. Tambahkan keju parut sambil terus dikocok.
- Masukkan terigu secara bertahap sambil terus dikocok.
- Tambahkan cornflake, aduk rata.
- Sendokkan di atas loyang yang telah dioles margarin.
- panaskan oven, panggang sampai matang (20 menit).
tips: kue yang sudah matang pinggiran nya berwarna coklat. meskipun dibagian tengah kue lembek, tidak jadi masalah. hel inidi karenakan kandungan margarinnya yang tinggi. sertelah dingin, bagian tengah yang lembek tersebut akan keras dengan sendirinya.

Selasa, 07 Juni 2011

Indahnya Buah Kesetiaan....


Kisah yang menyentuh, tentang suami istri yang saling mencintai dan saling setia. Mudah2an dapat menjadi renungan dan motivasi bersama di hari ini.

“Namaku Linda & aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat & mengagumkan penuh gairah seperti dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.

Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu disebuah acara resepsi pernikahan & kata ayahku ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk kedalam ruangan & saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya. Itu menjadi kenyataan & kini mereka telah menikah selama 40 tahun & memiliki tiga orang anak, aku anak tertua, telah menikah & memberikan mereka dua orang cucu.

Mereka bahagia & selama bertahun-tahun telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih & kebijaksanaan.

Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.


Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,”Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian”.

Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku & selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang wanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat ibuku.

Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi & menjadi lumpuh. Dokter mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, & dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur.

Ayahku, seorang pria yang masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya. Ayahku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku. Ayahku pernah mencatkan kuku tangan ibuku, & ketika ibuku bertanya ,”untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua & jelek sekali”.

Ayahku menjawab, “aku ingin kau tetap merasa cantik”. Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.

Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”…kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?” Aku menggeleng & ibuku melanjutkan, “karena aku tak pernah meninggalkannya…”

Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, & cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.




#Cerita Motivasi

Minggu, 05 Juni 2011

Mengendalikan Amarah dalam Jiwa...

Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.
Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.
Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku.
Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.
Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.”
Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”
Terima Kasih Ayah, kini aku dapat meredam dan mengendalikan amarahku setiap saat dan setiap waktu.