Semangat Menghadapi Badai Kehidupan....................

“Akan tiba masa ketika kalian dihadang badai dalam hidup. Bisa badai dari luar diri kalian, bisa badai didalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan sabar, jangan lari, badai pasti berlalu. Badai paling dahsyat dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengehempaskan iman, logika, kepercayaan diri, dan tujuan hidup. Akibat badai ini akan lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar. Kalian akan menjinakkan dunia dan akhirat. Bila badai datang hadapilah dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukan bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut handal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi. “mantra” man jadda wajada saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak itu bisa satu sentimeter, tapi bisa juga ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi juga bisa puluhan tahun. Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi dengan sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan hasil dari kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih. Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata dan allah selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Man Shabara Zhafira, siapa yang bersabar akan beruntung”. (Ranah 3 Warna)